Perjuangan untuk Menempuh Pendidikan

Photo by freepik

Banyak orang yang memiliki keluarga yang serba berkecukupan, sehingga tidak pusing untuk memikirkan biaya pendidikan. Berbeda dengan aku, orang tua ku harus berjuang untuk mendapatkan uang agar bisa membayar biaya pendidikan.

Aku terlahir dengan keluarga yang sederhana. Ayahku seorang supir angkot dan ibuku sebagai ibu rumah tangga. Orang tua ku memiliki tanggungan untuk tiga orang anak, terkadang uang ayah pas-pasan untuk biaya sehari-hari. Ketika uang hasil jerih payah ayah tidak cukup untuk biaya sehari-sehari, ibuku meminjam uang kepada saudara.
 
Saat lulus dari SMP, aku dengan berat hati harus melanjutkan pendidikan SMA di sekolah swasta karena tidak diterima di sekolah negeri. Sekolah tersebut sangat mahal untuk golongan seperti aku, tetapi aku merasa bersyukur mendapatkan beasiswa Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang setidaknya membantu orang tuaku untuk membayar biaya perbulan nya.
 
Ayahku rela pulang malam untuk bisa membiayai pendidikan aku beserta kakak dan adikku. Aku sering melihat ibuku menekuk muka nya dikarenakan pusing dengan biaya pendidikan sekolahku. Dengan begitu, aku semakin terpacu untuk belajar dengan giat dan menghemat pengeluaran.

Setelah tiga tahun aku disekolah tersebut, diriku merasa sangat lega karena orang tuaku terbebas dengan biaya sekolah yang sangat mahal. Aku memiliki tekad untuk berkuliah di perguruan tinggi negeri dan jika tidak diterima maka aku akan memilih untuk bekerja. 
 
Setelah lulus, aku mengikuti ujian untuk masuk ke perguruan tinggi. Aku sudah mengikuti 3 jalur tetapi tidak diterima juga. Disitu semangat aku untuk berkuliah di perguruan tinggi negeri sudah mulai luntur dan perasaan saat itu sangat berkecambuk. Aku tidak mau membebani orang tua ku lagi.
 
Saat aku sedang down, kakakku yang lulusan dari Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) merekomendasikan untuk mendaftar dan mengikuti ujian di sana. Dengan semangat yang tinggi aku berjuang untuk mengikuti ujian tersebut.

Beberapa hari setelah ujian, hasilnya pun keluar. Kedua orang tua ku sangat gembira mengetahui anak nya diterima di perguruan tinggi negeri. Aku pun ikut senang melihat kedua orang tua ku sebahagia itu. Tetapi, biaya uang kuliah tunggal dari jurusan yang aku pilih cukup mahal. Aku pun mencari cara agar biaya nya tidak mahal yaitu mengikuti prosedur untuk pengurangan uang kuliah.
 
Saat pengumuman uang kuliah, aku sangat terkejut karena mendapatkan beasiswa dan tidak perlu lagi untuk membayar uang kuliah. Aku sangat bersyukur tidak membuat ayah dan ibu terbeban dengan biaya yang mahal. Beasiswa ini juga memberikan uang saku setiap bulan untuk keperluan kuliah. Dengan beasiswa ini, aku sangat mengelola uang dengan baik agar terpakai untuk hal-hal yang penting saja.

Untuk setiap orang yang mengalami hal serupa, kita harus tetap berjuang untuk menempuh pendidikan. Kita juga tidak usah malu mempunyai keluarga yang sederhana dan. Dan yang terpenting harus bersyukur dengan apa yang kita punya. (Monica Dameria Natasya/Politeknik Negeri Jakarta)
 

14 Comments

  1. Memang kalau udh rezeki mah gk kemana. Maka dari itu kita harus banyak-banyak bersyukur.

    BalasHapus
  2. Jangan lupakan 3 hal
    Bersyukur, Berjuang dan Berterimakasih

    BalasHapus
  3. Semangatttt mon
    Kamu kerennnn bangettttt

    BalasHapus
  4. semangattt tingkat akhirnya, kita pasti bisaa!!💪

    BalasHapus
  5. Smangat kak, banyak bersyukur

    BalasHapus
  6. Kamu keren monic! Kita pasti bisa!

    BalasHapus
  7. Semangat mon, ayo kita berjuang untuk masa depan yang lebih baik lagi

    BalasHapus
  8. Semangat nata, jangan lupa bersyukur!!

    BalasHapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  10. Tetap semangat monica! Perjuanganmu keren bgt, semoga sukses yaaa💛

    BalasHapus